Sabtu, 31 Oktober 2009

Konfigurasi Frame Relay di CISCO



Pada Router 1 :
R1>en
R1#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R1(config)#interface serial0/0/0
R1(config-if)#encapsulation frame-relay
R1(config-if)#frame-relay map ip 10.10.10.2 102 broadcast
R1(config-if)#frame-relay map ip 10.10.10.3 103 broadcast
R1(config-if)#frame-relay map lmi-type ansi
R1(config-if)#no shut

Pada Router 2 :
R1>en
R1#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R1(config)#interface serial0/0/0
R1(config-if)#encapsulation frame-relay
R1(config-if)#frame-relay map ip 10.10.10.1 201 broadcast
R1(config-if)#frame-relay map ip 10.10.10.3 203 broadcast
R1(config-if)#frame-relay map lmi-type ansi
R1(config-if)#no shut

Pada Router 3 :
R1>en
R1#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R1(config)#interface serial0/0/0
R1(config-if)#encapsulation frame-relay
R1(config-if)#frame-relay map ip 10.10.10.1 301 broadcast
R1(config-if)#frame-relay map ip 10.10.10.2 302 broadcast
R1(config-if)#frame-relay map lmi-type ansi
R1(config-if)#no shut
R1(config-if)#end

R3#show interfaces serial0/0/0
Serial0/0/0 is up, line protocol is up (connected)
Hardware is HD64570
Internet address is 10.10.10.3/24
MTU 1500 bytes, BW 1544 Kbit, DLY 20000 usec, rely 255/255, load 1/255
Encapsulation Frame Relay, loopback not set, keepalive set (10 sec)
LMI enq sent 462, LMI stat recvd 462, LMI upd recvd 0, DTE LMI up
LMI enq recvd 0, LMI stat sent 0, LMI upd sent 0
LMI DLCI 0 LMI type is ANSI Annex D frame relay DTE
Broadcast queue 0/64, broadcasts sent/dropped 0/0, interface broadcasts 0
Last input never, output never, output hang never
Last clearing of "show interface" counters never
Input queue: 0/75/0 (size/max/drops); Total output drops: 0
Queueing strategy: weighted fair
Output queue: 0/1000/64/0 (size/max total/threshold/drops)
Conversations 0/0/256 (active/max active/max total)
Reserved Conversations 0/0 (allocated/max allocated)
5 minute input rate 41 bits/sec, 0 packets/sec
5 minute output rate 20 bits/sec, 0 packets/sec
113 packets input, 7790 bytes, 0 no buffer
Received 0 broadcasts, 0 runts, 0 giants, 0 throttles
0 input errors, 0 CRC, 0 frame, 0 overrun, 0 ignored, 0 abort
57 packets output, 3900 bytes, 0 underruns
0 output errors, 0 collisions, 2 interface resets
0 output buffer failures, 0 output buffers swapped out
0 carrier transitions
DCD=up DSR=up DTR=up RTS=up CTS=up


R3#show frame-relay lmi
LMI Statistics for interface Serial0/0/0 (Frame Relay DTE) LMI TYPE = ANSI
Invalid Unnumbered info 0 Invalid Prot Disc 0
Invalid dummy Call Ref 0 Invalid Msg Type 0
Invalid Status Message 0 Invalid Lock Shift 0
Invalid Information ID 0 Invalid Report IE Len 0
Invalid Report Request 0 Invalid Keep IE Len 0
Num Status Enq. Sent 502 Num Status msgs Rcvd 502
Num Update Status Rcvd 0 Num Status Timeouts 16


R3#show frame-relay map
Serial0/0/0 (up): ip 10.10.10.1 dlci 301, static, broadcast, CISCO, status defined, active
Serial0/0/0 (up): ip 10.10.10.2 dlci 302, static, broadcast, CISCO, status defined, active

R3#

Pada PC 1 coba ping ke PC3, klo berhasil...Good Luck kk !!!

Bagi yg mo download file latihan yg lebih kompleks lagi, silakan ke -->

http://www.ziddu.com/download/7156800/LatihanPPPFrameRelay.pdf.html



Sabtu, 17 Oktober 2009

Krakatoa, The Last Days

Meletusnya Gunung Krakatau (1883)

Krakatau
adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra.

Pada hari Senin, 27 Agustus 1883, tepat jam 10.20, meledaklah gunung itu. Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris yang juga penulis National Geographic mengatakan bahwa ledakan itu adalah yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern. Suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu.

Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau bersama ledakan Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah.

Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencavai 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru.

Letusan itu menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan serta sebagian Gunung Rakata dimana setengah kerucutnya hilang, membuat cekungan selebar 7 km dan sedalam 250 meter. Gelombang laut naik setinggi 40 meter menghancurkan desa-desa dan apa saja yang berada di pesisir pantai. Tsunami ini timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga longsoran bawah laut.

Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang berasal dari 295 kampung kawasan pantai mulai dari Merak (Serang) hingga Cilamaya di Karawang, pantai barat Banten hingga Tanjung Layar di Pulau Panaitan (Ujung Kulon serta Sumatera Bagian selatan. Di Ujungkulon, air bah masuk sampai 15 km ke arah barat. Keesokan harinya sampai beberapa hari kemudian, penduduk Jakarta dan Lampung pedalaman tidak lagi melihat matahari. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai Hawaii, pantai barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu kilometer.

Krakatoa, The Movie

Krakatoa. The Last Days, di rilis pada tahun 2006 di Britania Raya oleh France 2 Co-production dengan durasi 87 menit. Film ini disutradarai oleh Sam Miller, producer : Alan Eyres dengan Olivia Williams (istri dari keluarga Beijerincks) sebagai pemeran utama.

Sebuah film yang mengisahkan cerita dari Rogier Verbeek (dimainkan oleh Kevin McMonagle), seorang ahli geologi dari Belanda yang telah mensurvei daerah Krakatoa selama dua tahun terdahulu yang setelah letusan tersebut risetnya dijadikan dasar bagi vulkanologi modern, memberi tambahan-tambahan bagi pendekatan secara ilmiah dan sebuah peta yang membantu kepada computer-generated imagery untuk menggambarkan awan abu, ambruknya gunung, aliran-aliran pyroclastic, dan tsunami.


Film ini juga mengisahkan keluarga Beijerincks yang mencoba lolos dari hancur leburnya Krakatoa dan sebuah kapal yang dipimpin oleh kapten J H Lindeman (diperankan oleh Darrell D'Silva) dengan lebih dari 100 penumpang yang terjebak di laut ketika letusan Krakatoa sedang mencapai puncak-puncaknya (wedew ^^).

Beberapa adegan dalam film ini campuran yaitu memakai bahasa Inggris dan Indonesia yang menurut saya kedengarannya seperti logat melayu sehingga terlihat kaku. Untuk pemeran-pemeran figuran sepertinya bukan dari orang Indonesia.

Sayang film ini bersifat film dokumenter. Andaikan film ini dibuat layar lebarnya dan digarap lebih serius, saya yakin pasti akan melebihi film-film Hollywood seperti Titanic yang sempat gempar di dunia dan banyak memenangkan penghargaan pada beberapa tahun lalu.

Berikut ini link download film Krakatoa, The Last days yang saya upload menjadi empat (4) bagian. Untuk membukanya siilakan pakai winrar atau winace dengan password : jianoke. Silakan mendownload dan selamat menikmati :)

http://hotfile.com/dl/15100042/6f86c08/Krakatoa_The_Last_Days.part1.rar.html

http://hotfile.com/dl/15108421/f042d22/Krakatoa_The_Last_Days.part2.rar.html

http://www.ziddu.com/download/6945146/KrakatoaTheLastDays.part3.rar.html

http://www.ziddu.com/download/6945147/KrakatoaTheLastDays.part4.rar.html