Senin, 12 April 2010

Susno Duadji: Gayus Itu Baru Ujung Kukunya

Penangkapan pegawai pajak, Gayus HP Tambunan, termasuk penonaktifan beberapa pejabat Direktorat Jenderal Pajak dan penetapan perwira polisi sebagai tersangka sebenarnya baru langkah awal dari pekerjaan raksasa membongkar dan mengusut korupsi pajak.

Kasus korupsi pajak yang diduga melibatkan Gayus Tambunan dan beberapa perwira di Mabes Polri pertama kali diungkap mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Susno Duadji. Apa yang melatarbelakangi Susno berani mengungkapkan kasus itu? Berikut petikan wawancara dengan Susno di Jakarta, Rabu (31/3) malam.

Mengapa Anda baru mengungkap setelah tidak menjabat sebagai Kepala Bareskrim?

Kita harus hitung-hitung strateginya. Kalau mau melempar batu, tidak lewat, buat apa melempar? Dengan diledakkan di luar, semua komponen negara campur tangan, Ketua Mahkamah Agung, partai politik, akademisi, LSM, pers. Bayangkan, kalau saya sendiri meledakkan dari dalam, ya kayak angin lalu saja dan saya dicopot.

Apa motivasi Anda mengungkap kasus korupsi pajak di luar?

Pengungkapan itu untuk perbaikan polisi. Kalau kita ingin perbaiki polisi, itu (kasus korupsi pajak) harus diungkap.

Bukan karena sakit hati?

Kalau sakit hati, mungkin ingin ada sesuatu tujuan yang saya harapkan. Kalau saya sakit hati, mungkin supaya Kapolri ada perhatian dan saya dapat jabatan, tidak begini caranya. Saya rajin ke rumah dia, menemani golf, dan mengiyakan kata-katanya. Namun, dengan begini, tidak mungkin saya akan dapat jabatan. Saya kecewa elite polisi.

Mengapa Anda kecewa dengan elite polisi?

Lho, kok bilang reformasi, bilang apa, tetapi ujung-ujungnya tidak bergerak. Ternyata masih ada makelar kasus. Padahal, sudah dibuat CCTV antimakelar kasus. Sekarang, mana kegiatan tim satuan tugas antimakelar kasus yang ada di Mabes setelah saya lengser?

Apa yang terjadi di elite polisi terkait penanganan kasus korupsi pajak? Apa ada permainan?

Saya tidak tahu ada permainan apa. Yang jelas, dengan saya buka, mereka menyerang saya. Silakan masyarakat menilai.

Gayus Tambunan sudah tertangkap. Apa yang harus diungkap Gayus agar kasus korupsi pajak itu terungkap?

Gayus pasti dihukum. Uang juga tidak bisa didapat lagi. Bisa-bisa rumah yang dimilikinya disita. Mau apa lagi dia kalau masih melindungi. Harapan saya, dia berbicara terus terang saja. Yang jemput, Pak Ito (Kabareskrim Komjen Ito Sumardi). Kok hebat betul yang jemput (jenderal) bintang tiga.

Sejauh mana peran Gayus dalam kasus korupsi pajak?

Gayus itu baru ujung kukunya. Polisi dan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) semestinya tidak perlu dimarahi DPR. Ini kan sudah jelas. Uang itu uang haram, ada pada Gayus, terkait pajak.

Jadi, ada dua kasus sebenarnya. Satu kasus, memainkan kasus. Ini perlu tim sendiri yang menyidik mengapa barang bukti berubah dan mengapa Gayus Tambunan bebas.

Kedua, asal-usul uang dari pajak. Sudah ketemu ujungnya. Satu direktur di Direktorat Pajak sudah dinonaktifkan oleh Dirjen (Pajak). Berarti, dari ujung sampai direktur kena. Apa iya sampai direktur? Jangan puas dulu. Tanyakan dulu, kewenangan untuk menentukan pajak itu dikabulkan keberatannya atau tidak apakah hanya ada di tangan direktur. Jadi, masih panjang yang masih harus diurut.

Anda yakin tim yang dibentuk Kapolri dapat menangani makelar kasus perpajakan?

Saya tidak tahu apakah tim yang menangani itu kasus atas kasus atau kasus pajak. Kita sekarang jangan dibingungkan. Ini tugas kita mengawasi. Siapa sekarang yang mengawasi dan menyidik korupsi di pajak?

Tim di polisi ada dua. Satu tim yang memeriksa kasus atas kasus. Tim lain adalah tim yang memeriksa pelanggaran kode etik dengan tersangka saya. Pokok masalah, korupsi di pajak belum ada timnya. KPK belum masuk, kejaksaan belum masuk, polisi masih sibuk dengan ini.

Artinya, KPK harus mengusut?

Paling gampang KPK masuk. KPK kalau mau masuk ke semua lini. Namun, yang lebih khusus, makelar kasus di polisi. Jangan polisi yang menangani. Kalau polisi yang menangani, hanya sampai kompol (komisaris polisi). Kedua, masuk ke korupsi di pajak. Itu harus tim gabungan, dari KPK, Kejaksaan, dan Kepolisian.

Bagaimana Anda melihat peran tim Satgas Pemberantasan Mafia Hukum?

Satgas harus didesak jangan terlalu serius dengan urusan lain, tetapi dia lupa urusan korupsi di pajak. Korupsi pajak itu nomor satu harus diusut. Jangan puas direktur diberhentikan. (Ferry Santoso)

Sumber: Kompas


Susno Makin Garang Tantang Mabes Polri


Mantan Kabareskrim Komjen Susno Duadji mengaku sadar langkahnya mengungkap dugaan mafia kasus yang bersarang di tubuh institusi Kepolisian RI (Polri) menimbulkan sejumlah risiko. Salah satunya, upaya "balas dendam" dari pihak yang tak senang dengan langkahnya.

Saat ini, ia merasakan, pihak Polri tengah mencari-cari kesalahannya di sejumlah daerah di mana ia pernah bertugas. Dalam sebuah kesempatan, Susno pernah menyebutkan, informasi yang diterimanya, Polri membentuk sejumlah tim yang disebar ke seluruh daerah di mana ia pernah ditugaskan.

"Kesalahan saya dicari-cari. Ketika jadi Kapolda Jawa Barat, semua pertanggungjawaban keuangan diungkap lagi. Padahal, laporan itu sudah diterima BPK, sudah diperiksa Irwasum. Ini akan saya lawan. Tidak boleh ada cara-cara seperti ini di Polri," kata Susno dalam rapat dengar pendapat umum di Komisi III, Gedung DPR, Jakarta, Kamis (8/4/2010).

Lagi-lagi, dengan lantang dia menantang Polri untuk terus melakukan berbagai upaya menjerumuskannya. "Silakan saja tim yang dibentuk Polri, saya tidak takut," tegas mantan Kapolda Jawa Barat.

Informasi skenario "menjebak" dirinya didapat Susno dari sejumlah orang yang disebut Susno sebagai "orangnya". "Jangan dikira saya di luar tidak tahu bahwa ada rapat-rapat, pertemuan penting di Polri yang membahas mau ke mana saya digeret. Saya juga masih punya orang-orang di sana yang selalu menginformasikan ke saya," kata Susno.

Sebelumnya, Susno membantah bahwa apa yang dilakukannya karena mengincar jabatan Kapolri. Ia mengatakan, langkah yang ditempuhnya justru menuai banyak risiko, di antaranya dipecat sebagai anggota kepolisian dan risiko kematian yang mengintai setiap saat.

"Apa yang saya lakukan ini ada risiko mati. Tapi saya tidak takut, karena kapan pun kita pasti mati. Semua yang saya lakukan demi kebenaran. Kalau karena ini saya mati ditembak atau diracun, cucu saya pasti akan bangga daripada saya mati dipenjara karena korupsi," ujar dia.

Sumber: kompas


Minggu, 04 April 2010

Trainer Romance of The Three Kingdoms XI

Wah memang benar-benar saya akui bahwa Game Romance of The Three Kingdoms XI atau RTK XI ini adalah salah satu game strategi paling keren yang pernah saya mainkan selain dari Game Total War. Modul-modulnya lengkap, mulai dari percakapan-percakapan seru, diplomasi, mengatur negara baik militer maupun sipil, merekrut officer, pertempuran, mengangkat saudara, pernikahan, jabatan kekaisaran, dan masih banyak lagi. Bagi kawan-kawan yang penasaran seperti apa sih gamenya, Anda bisa lihat dari beberapa screenshots di bawah ini he he :)


Saking senangnya dengan game ini, saya akhirnya membuat trainer buat game RTK XI. Sapa tau saja berguna buat teman-teman yang membantu kesulitan dalam bermain game ini ha ha... Bagi yang belum punya... Hayooo buruan beli di toko-toko game PC terdekat, jangan sampai ketinggalan bro ^^. Berikut screenshot trainernya...


Trainer ini berfungsi untuk mengubah nilai pada objek-objek sebagai berikut : Troops (100.000), Gold (100.000), Food (999.999), Horses (100.000), Bows (100.000), Spears (100.000), dan Pikes (100.000).

Bagi teman-teman yang yang ingin mencobanya, silakan didownload pada link di bawah yang sudah disediakan. Tolong dimaklumi soalnya baru coba-coba rilis he he he. Ini Linknya bro...


http://www.ziddu.com/download/9284457/TrainerRTKXI.exe.html

atau

http://www.2shared.com/file/12416903/1f8dcd8d/Trainer_RTKXI.html

atau

http://www.megaupload.com/?d=W676PNST




Selamat mencoba kawan :)