Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 09 Mei 2010

Atasi Macet dengan Sistem Nomor Polisi Genap Ganjil (SISNOPOL GG) Itu Prioritas Utama


Kemacetan Kota Jakarta sudah hampir setiap hari terjadi dan seakan-akan itu adalah suatu fenomena yang alami. Semua orang pengguna jalan tampaknya enggan melakukan protes pada Pemda DKI ataupun pemerintah, ada mungkin kekesalan yang terngiang-ngiang dalam hatinya masing-masing dan tampaknya masih terpendam dengan baik sampai saat ini. Yang terpikir dalam benak mereka bahwa ini masalah biasa yang penting bagaimana saya bisa masuk kerja hari ini sampai tujuan dan jangan sampai terlambat atau syukur kalau saya bisa sampai on time (bagus-bagus kalau in time jadi bisa santai dulu), yaa kalau telat berarti saya besok cari jalan tikus yang lain atau berangkat lebih pagi dari sekarang tanpa memikirkan mengapa semua ini harus terjadi dan dibiarkan tanpa ada kepedulian yang nyata hingga sampai sekarang malah makin bertambah semakin parah.

Hal ini sebenarnya adalah PR yang sudah sangat lama dan menurut saya belum terpecahkan sampai sekarang. Tentu ini tidak bisa kita biarkan berlarut-larut begitu saja. Pajak dengan jojong kita membayarnya secara rutin (itu adalah kewajiban kita sebagai warga negara yang baik) dan sekarang bagaimana dengan hak kita? Bukankah negara ini dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat? Lantas siapa yang salah dan yang tidak baik hingga semuanya bisa terjadi seperti ini? Pemerintahkah yang salah atau prematur dalam mengatur manajemen dan mengambil kebijakan? Atau yang disalahkan lagi-lagi adalah rakyatnya? Wah-wah koq sedikit-sedikit rakyat, rakyatnya kok cuma sedikit. ^^

Sekian tahun ke depan bakal bisa diprediksi bahwa Kota Jakarta adalah Kota yang sangat penuh dengan lautan mobil dimulai dari pagi hingga pagi kembali dimana pergerakan akan sulit sekali alias padat merayap pada setiap saat tanpa henti. Bisa kita bayangkan betapa kesalnya, stressnya, lelahnya, basahnya baju kerja kita, dan lamanya melamun di jalan sehingga banyak waktu menguap dengan percuma?

Menurut saya ini adalah salah satu masalah nasional yang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah khususnya oleh pihak Pemda DKI. Pemerintah disini sudah selayaknya dan sepatutnya bahkan wajib menerapkan peraturan-peraturan yang ketat dan sebaiknya tidak berorientasi pada mengejar pendapatan semata. Uang bukanlah segalanya dan bukanlah prioritas nomor satu tetapi menurut saya kenyamanan, ketertiban, kelancaran, kebahagiaan, moralitas, dan kesehatan adalah segalanya di atas itu, nilai mereka tidak bisa dihargai dan dihitung dengan materiil. Jika poin-poin tersebut diutamakan sudah pasti yang itu akan datang dengan sendirinya, jika hanya mengandalkan materiil belum tentu poin-poin tadi akan ikut datang pula. Tidak sependapat? Anda bisa menjamin dalam masalah ini?

Sistem Bus Way yang telah diterapkan oleh mantan Gubernur DKI Bapak Sutiyoso dahulu (hingga sekarang masih berjalan) memang baik sekali tetapi sekali lagi menurut saya masih jauh sekali untuk dapat memecahkan permasalahan melainkan hanya menyebabkan timbulnya masalah lain yang baru.

Dengar-dengar pemerintah akan menghapuskan Sistem 3 in 1 dan menggantinya dengan Sistem Retribusi. Sungguh sistem penerapan retribusi yang akan direncanakan oleh pemerintah ini adalah bukan solusi jitu melainkan suatu langkah mundur, menurut saya sistem retribusi itu adalah solusi nomor sekian-sekian. Justru dampaknya akan sama saja dan makin memperparah moralitas bangsa yang hanya mengajarkan pada satu sisi yaitu materiil dan materiil. Ibarat air jika di kanan di tutup, maka di kiri akan membesar dan meluap. Jika di kiri tidak bisa menampung dan menahannya lagi, maka yang di kanan lama-lama akan jebol juga. Sekali lagi, ini bukan merupakan solusi brillian dan terkesan sekali sistem pemerintahan kita hanya mengejar uang yang memberatkan serta memeras rakyatnya. Benar-benar tidak ada filter sama sekali dan tidak memandang kelas (semua dianggap sama akibatnya yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin).

Rakyat khususnya masyarakat sekitar Jakarta sudah seharusnya menolak dengan tegas solusi ini. Hal tersebut jelas-jelas sangat bertentangan dengan sifat Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab yang berkeadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Saya sebagai anak bangsa terutama yang ikut tinggal di sekitar Kota Jakarta ini merasa berkewajiban memberi sumbangsih pemikiran sederhana ini yang mungkin dapat dipertimbangkan dan menjadi masukan lebih lanjut, yaitu:

1. Menerapkan Sistem Nomor Polisi Genap Ganjil (SISNOPOL GG) dengan dikaitkan pada hari-hari tertentu dan/atau jalan-jalan tertentu.

2. Memperluas dan memprioritaskan peran angkutan umum pemerintah dan swasta sebagai angkutan transportasi utama dan paling utama khususnya pada jalan-jalan utama Kota Jakarta.

3. Membangun alternatif-alternatif selain transportasi darat jalan raya misalnya kereta api dan transportasi air dengan lebih profesional dan dengan memiliki jalur (seperti penambahan jalur rel kereta yang saat ini 2 menjadi 4 jalur) serta jumlah armada yang lebih banyak lagi.

4. Menetapkan pembelian mobil untuk tahun-tahun yang baru (misal minimal 2011 ke atas) dilarang membeli bahan bakar subsidi dan khusus motor tahun yang baru agar di bebani pajak yang tinggi.

5. Menambah jalan tol terutama yang aksesnya melalui Kota Jakarta dan sekitarnya (JABODETABEK).

6. Memindahkan rute kendaraan besar yang akan ke Tangerang atau Merak tidak lagi menggunakan jalan tol dalam kota melainkan melalui jalan tol alternatif lainnya.

Semoga bisa menambah ide-ide yang positif dan syukur-syukur berguna sehingga dapat digunakan untuk kemaslahatan bangsa.



Sabtu, 17 Oktober 2009

Krakatoa, The Last Days

Meletusnya Gunung Krakatau (1883)

Krakatau
adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra.

Pada hari Senin, 27 Agustus 1883, tepat jam 10.20, meledaklah gunung itu. Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris yang juga penulis National Geographic mengatakan bahwa ledakan itu adalah yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern. Suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu.

Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau bersama ledakan Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah.

Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencavai 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru.

Letusan itu menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan serta sebagian Gunung Rakata dimana setengah kerucutnya hilang, membuat cekungan selebar 7 km dan sedalam 250 meter. Gelombang laut naik setinggi 40 meter menghancurkan desa-desa dan apa saja yang berada di pesisir pantai. Tsunami ini timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga longsoran bawah laut.

Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang berasal dari 295 kampung kawasan pantai mulai dari Merak (Serang) hingga Cilamaya di Karawang, pantai barat Banten hingga Tanjung Layar di Pulau Panaitan (Ujung Kulon serta Sumatera Bagian selatan. Di Ujungkulon, air bah masuk sampai 15 km ke arah barat. Keesokan harinya sampai beberapa hari kemudian, penduduk Jakarta dan Lampung pedalaman tidak lagi melihat matahari. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai Hawaii, pantai barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu kilometer.

Krakatoa, The Movie

Krakatoa. The Last Days, di rilis pada tahun 2006 di Britania Raya oleh France 2 Co-production dengan durasi 87 menit. Film ini disutradarai oleh Sam Miller, producer : Alan Eyres dengan Olivia Williams (istri dari keluarga Beijerincks) sebagai pemeran utama.

Sebuah film yang mengisahkan cerita dari Rogier Verbeek (dimainkan oleh Kevin McMonagle), seorang ahli geologi dari Belanda yang telah mensurvei daerah Krakatoa selama dua tahun terdahulu yang setelah letusan tersebut risetnya dijadikan dasar bagi vulkanologi modern, memberi tambahan-tambahan bagi pendekatan secara ilmiah dan sebuah peta yang membantu kepada computer-generated imagery untuk menggambarkan awan abu, ambruknya gunung, aliran-aliran pyroclastic, dan tsunami.


Film ini juga mengisahkan keluarga Beijerincks yang mencoba lolos dari hancur leburnya Krakatoa dan sebuah kapal yang dipimpin oleh kapten J H Lindeman (diperankan oleh Darrell D'Silva) dengan lebih dari 100 penumpang yang terjebak di laut ketika letusan Krakatoa sedang mencapai puncak-puncaknya (wedew ^^).

Beberapa adegan dalam film ini campuran yaitu memakai bahasa Inggris dan Indonesia yang menurut saya kedengarannya seperti logat melayu sehingga terlihat kaku. Untuk pemeran-pemeran figuran sepertinya bukan dari orang Indonesia.

Sayang film ini bersifat film dokumenter. Andaikan film ini dibuat layar lebarnya dan digarap lebih serius, saya yakin pasti akan melebihi film-film Hollywood seperti Titanic yang sempat gempar di dunia dan banyak memenangkan penghargaan pada beberapa tahun lalu.

Berikut ini link download film Krakatoa, The Last days yang saya upload menjadi empat (4) bagian. Untuk membukanya siilakan pakai winrar atau winace dengan password : jianoke. Silakan mendownload dan selamat menikmati :)

http://hotfile.com/dl/15100042/6f86c08/Krakatoa_The_Last_Days.part1.rar.html

http://hotfile.com/dl/15108421/f042d22/Krakatoa_The_Last_Days.part2.rar.html

http://www.ziddu.com/download/6945146/KrakatoaTheLastDays.part3.rar.html

http://www.ziddu.com/download/6945147/KrakatoaTheLastDays.part4.rar.html




Minggu, 07 Juni 2009

Ambalat Strain

Blok Ambalat yang pada tahun 2007 lalu sempat menimbulkan ketegangan antara pemerintah Republik Indonesia dan Malaysia, kini kembali menjadi sorotan. Hal ini terkait dengan kembali masuknya kapal perang Malaysia di perairan wilayah Indonesia (25 Mei 2009).

Berdasarkan ensklopedia Wikipedia, Ambalat adalah blok laut luas 15.235 kilometer persegi yang terletak di laut Sulawesi atau Selat Makassar, dimana blok laut ini kaya akan minyak mentah. Melihat peta perjalanan sejarah, sudah sejak lama blok ini menjadi ranah sengketa antara pemerintan RI dan Malaysia.


Persoalan yang timbul setelah pada tahun 1967 pertama kali dilakukan pertemuan teknis hukum laut antara Indonesia dan Malaysia kedua belah pihak akhirnya sepakat (kecuali Sipadan dan Ligitan diberlakukan sebagai keadaan status quo) kemudian pada tanggal 27 Oktober 1969 dilakukan penanda tanganan perjanjian antara Indonesia dan Malaysia disebut sebagai Perjanjian Tapal Batas Kontinental Indonesia - Malaysia, kedua negara masing2 melakukan ratifikasi pada 7 November 1969, tak lama berselang masih pada tahun 1969 Malaysia membuat peta baru yang memasukan pulau Sipadan, Ligitan, dan Batu Puteh (Pedra blanca) tentunya hal ini membingungkan Indonesia dan Singapura dan pada akhirnya Indonesia maupun Singapura tidak mengakui peta baru Malaysia tersebut.

Kemudian pada tanggal 17 Maret 1970 kembali ditanda tangani Persetujuan Tapal batas Laut Indonesia dan Malaysia akan tetapi, kembali pada tahun 1979 pihak Malaysia kembali membuat peta baru mengenai tapal batas kontinental dan maritim dengan serta merta menyatakan dirinya sebagai negara kepulauan dan secara sepihak membuat perbatasan maritimnya sendiri dengan memasukan blok maritim Ambalat kedalam wilayahnya yaitu dengan memajukan koordinat 4° 10' arah utara melewati pulau Sebatik. Tentu peta inipun sama nasibnya dengan terbitan Malaysia pada tahun 1969 yaitu diprotes dan tidak diakui oleh pihak Indonesia dengan berkali-kali pihak Malaysia membuat sendiri peta sendiri padahal telah adanya perjanjian Perjanjian Tapal Batas Kontinental Indonesia - Malaysia tahun 1969 dan Persetujuan Tapal batas Laut Indonesia dan Malaysia tahun 1970, masyarakat Indonesia melihatnya sebagai perbuatan secara terus menerus dari pihak Malaysia seperti ingin melakukan ekspansi terhadap wilayah Indonesia.


"Posisi kita di Ambalat lebih kuat, karena lebih dahulu melakukan okupasi aktif. Berbeda dengan kasus Pulau Sipadan dan Ligitan yang sebelumya. Kita telah proaktif dengan membangun pos perbatasan dan kapal perang," kata Muladi usai Round Table Peningkatan Pengamanan Wilayah Maritim Guna Mencegah Ancaman Asimetrik di Wilayah Laut NKRI (27/5/2009). Untuk menyelesaikan konflik yang terus-terusan menjadi pemicu meruncingnya hubungan bilateral antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Malaysia ini, perlu dilakukan dialog dalam forum yang lebih luas.

Selain mengambil langkah eksternal melalui perundingan tersebut, pemerintah Indonesia juga harus melakukan langkah internal , misalnya dengan menyiapkan diri guna menghadapi adanya kemungkinan sidang terkait hal tersebut. Disamping itu, solusi juga ditawarkan oleh beberapa elemen masyarakat seperti dikutip dalam www.dephan.go.id bahwa dengan adanya ketegangan antara Pemerintah Indonesia dan Malaysia soal batas wilayah negara terkait dengan klaim Malaysia bahwa kawasan Ambalat di Kabupaten Nunukan, membuka mata bahwa pembentukan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) sangat mendesak. Kemungkinan hal tersebut bisa menjadi solusi alternatif guna meningkatkan dayaguna wilayah-wilayah yang selama ini masih belum dimanfaatkan secara optimal. Amiennn....


Jumat, 19 September 2008

Jumlah Penduduk Miskin Dunia Naik Menjadi 220 Juta


Jumlah orang yang hidup pada batas kemiskinan naik dua kali lipat menjadi 220 juta manusia dalam waktu dua tahun terakhir.

Ini dikatakan oleh badan bantuan CARE International dalam laporannya yang paling baru.

CARE merumuskan orang yang berada pada batas kemiskinan itu sebagai orang yang tidak mampu mencari makan sendiri dan karenanya perlu mendapat bantuan ekonomi.

Kata CARE, penyebab utama peningkatan jumlah orang miskin itu adalah naiknya harga-harga pangan. Kurangnya pangan itu juga disebabkan oleh berkurangnya luas tanah dan air karena perubahan iklim.

Penyusun laporan itu, Vanessa Rubin mengatakan, tanggapan dunia internasional ketika terjadi keadaan darurat, tidak mencukupi. Ia mengatakan, dunia haruslah menentukan kenapa ada kelompok masyarakat yang peka karena adanya krisis, dan berdasarkan itu membuat rencana jangka panjang supaya kelompok masyarakat itu bisa berswa-sembada.

Rabu, 30 Juli 2008

“ONRUST”, Pulau Bersejarah yang Terlupakan

banner.JPGTanggal 25 Agustus 2007 yang lalu sekolah kami mendapat undangan dari Dinas Kebudayaandan Permusiuman DKI Jakarta untuk ikut berpartisipasi dalam lomba karya tulis bagi pelajar dengan tema “Mengenal Taman Arkeologi Pulau Onrust”. Tujuan lomba ini yaitu menumbuhkan kecintaan siswa terhadap keberadaan peninggalan bersejarah dan apa harapan bagi generasi mendatang.

Letak Pulau Onrust.
Nama Onrust diambil dari bahasa Belanda yang artinya “tanpa istirahat” atau sibuk (dalam bahasa Inggris:unrest). Nama “Onrust ” pada pulau ini tidak terlepas dari sejarah keberadaan bangsa Belanda di Nusantara. Pulau Onrust terletak pada 1060 44′0″ Bujur Timur dan 60 02′3″ Lintang Selatan dan berada di teluk Jakarta dalam gugusan kepulauan Seribu. Untuk mencapai pulau Onrust ini bisa ditempuh dari Muara Kamal dan Muara Angke dengan perahu nelayan selama kurang lebih 30 menit karerna jaraknya hanya 14 km. Tetapi bila berkantong tebal bisa melalui pantai Marina Ancol dengan menggunakan kapal cepat dengan waktu tempuh 15 menit. Luas pulau onrust awalnya ± 12 ha tetapi saat ini hanya tinggal 7 x lapangan bola karena diakibatkan oleh abrasi. Pulau Onrust dikelilingi oleh Pulau Kelor, Pulau Cipir dan Pulau Bidadari. Dibandingkan dengan pulau-pulau lain di gugusan Kepulauan Seribu, di pulau Onrust ini tidak ada satu bagianpun yang menarik seperti bungalow, taman laut, resort seperti yang terdapat di pulau Sepa, Matahari atau Pramuka misalnya. Hal ini karena pulau ini merupakan cagar budaya/taman Arkeologi yang meninggalkan banyak sejarah.

Sejarah Pulau Onrust.

1. Jaman VOC

Sesuai dengan namanya, pada abad 17 -18 pulau ini sangat sibuk disinggahi oleh kapal-kapal VOC untuk bongkar muat barang dan sekaligus sebagai tempat galangan kapal dan markas belanda untuk menyerang daratan batavia yang saat itu ada dalam kekuasaan pangeran Jayakarta. Oleh karena itu penduduk setempat menyebutnya pulau Kapal. Antara tahun 1803-1810, pulau Onrust 3 kali digempur oleh Inggris dan terakhir pada tahun 1810 Armada Inggris yang dipimpin oleh Admiral Edward Pellow menghancurkan sarana dan prasarana Pulau Onrust. Saksi sejarah atas peperangan ini yaitu masih kokohnya benteng Martelo di pulau Cipir dan bangunan menara di pulau Bidadari.. dan di bagian pojo pulau ini masih dijumpai pekuburan Belanda dimana jasad Maria dikuburkan. Maria sangat dikenal karena Ia satu-satunya penghuni kuburan ini yang masih bisa dilacak keberadaannya melalui prasasti yang ditinggalkannya. Kono, gadis Belanda yang meninggal muda di Hindia BElanda ini masih menampakan sosoknya di malam hari. Bahkan untuk membuktikan kebenaran cerita ini pernah salah satu stasiun TV swasta menggelar acara UKA-UKA di tempat ini.

2. Jaman Penjajahan Belanda

Seiring berkurangnya pengarush Inggris di Hindia Belanda, pada tahun 1848, Belanda masuk kembali ke Pulau ini dan difungsikan sebagai Pangakalan Angkatan Laut. Namun pada tahun 1883, sarana prasarana yang telah dibangun oleh belanda kembali hancur berat akibat gelombang Tidal letusan gunung Krakatau. Pada tahun 1911 s.d. 1933, Pulau Onrust diubah fungsinya sebagai Karantiana Haji. Masyarakat Indonesia pada saat itu yang akan naika haji ke Mekah dikarantina terlebih dahulu di pulau ini baik ketika pergi maupun sepulangnya. Hal ini merupakan taktik dari Belanda untuk menekan pengaruh ulama-ulama pada masa itu. Belanda tahu bahwa pergoalakan/pemberontakan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia pada saat itu karena dipengaruhi oleh besarnya kharismatik ulama dimata rakyatnya.

3. Masa Awal Kemerdekaan s.d. tahun 1968.

Pada awal masa kemerdekaan, Pulau Onrust dimanfaatkan sebagai rumah sakit Karantina bagi penderita penyakit menular dan penyakit kusta/lepra dibawah penganwasan Departemen Kesehatan hingga awal tahun 1960, dan para penderita penyakit lepra saat ini ditampung di RS Sintahala Tangerang. Selain itu pulau ini juga pernah dimanfaatkan sebagai penampungan gelandangan dan pengemis dan juga latihan militer. Tahun 1968 pulau Onrust dijarah habis-habisan sehingga banguan bersejarah lenyap menyisakan puing-puing saja. Setelah peristiwa tersebut, pulau Onrust menjadi sepi tidak sesuai lagi dengan namanya. Walaupun sekarang Pulau ini sepi, jejak-jejak kesibukasnnya masih bisa ditelusuri. Beberapa bangunan masih tersisa dan masih dimanfaatkan sebagai penginapan. Sisanya adalah bekas-bekas fondasi bangunan yang menyisakan kepiluan yang menyesakan. Untuk melestarikan peninggalan sejarah yang terdapat di Pulau ini maka berdasarkan kekputusan Gubernur KDKI Jakarta No. Cb. 11/2/16/1972 pulau ini dinyatakan sebagai Pulau bersejarah yang dilindungi. Kemudian melalui SK Gubernur DKI Jakarta 134 tahun 2002 taman Arkeologi Pulau Onrust ditetatpkan sebagai UPT di lingkungan Dinas kebudayaan dan Permusiuman DKI Jakarta.

Sumber : http://harysmk3.wordpress.com/