Rabu, 30 Juli 2008

“ONRUST”, Pulau Bersejarah yang Terlupakan

banner.JPGTanggal 25 Agustus 2007 yang lalu sekolah kami mendapat undangan dari Dinas Kebudayaandan Permusiuman DKI Jakarta untuk ikut berpartisipasi dalam lomba karya tulis bagi pelajar dengan tema “Mengenal Taman Arkeologi Pulau Onrust”. Tujuan lomba ini yaitu menumbuhkan kecintaan siswa terhadap keberadaan peninggalan bersejarah dan apa harapan bagi generasi mendatang.

Letak Pulau Onrust.
Nama Onrust diambil dari bahasa Belanda yang artinya “tanpa istirahat” atau sibuk (dalam bahasa Inggris:unrest). Nama “Onrust ” pada pulau ini tidak terlepas dari sejarah keberadaan bangsa Belanda di Nusantara. Pulau Onrust terletak pada 1060 44′0″ Bujur Timur dan 60 02′3″ Lintang Selatan dan berada di teluk Jakarta dalam gugusan kepulauan Seribu. Untuk mencapai pulau Onrust ini bisa ditempuh dari Muara Kamal dan Muara Angke dengan perahu nelayan selama kurang lebih 30 menit karerna jaraknya hanya 14 km. Tetapi bila berkantong tebal bisa melalui pantai Marina Ancol dengan menggunakan kapal cepat dengan waktu tempuh 15 menit. Luas pulau onrust awalnya ± 12 ha tetapi saat ini hanya tinggal 7 x lapangan bola karena diakibatkan oleh abrasi. Pulau Onrust dikelilingi oleh Pulau Kelor, Pulau Cipir dan Pulau Bidadari. Dibandingkan dengan pulau-pulau lain di gugusan Kepulauan Seribu, di pulau Onrust ini tidak ada satu bagianpun yang menarik seperti bungalow, taman laut, resort seperti yang terdapat di pulau Sepa, Matahari atau Pramuka misalnya. Hal ini karena pulau ini merupakan cagar budaya/taman Arkeologi yang meninggalkan banyak sejarah.

Sejarah Pulau Onrust.

1. Jaman VOC

Sesuai dengan namanya, pada abad 17 -18 pulau ini sangat sibuk disinggahi oleh kapal-kapal VOC untuk bongkar muat barang dan sekaligus sebagai tempat galangan kapal dan markas belanda untuk menyerang daratan batavia yang saat itu ada dalam kekuasaan pangeran Jayakarta. Oleh karena itu penduduk setempat menyebutnya pulau Kapal. Antara tahun 1803-1810, pulau Onrust 3 kali digempur oleh Inggris dan terakhir pada tahun 1810 Armada Inggris yang dipimpin oleh Admiral Edward Pellow menghancurkan sarana dan prasarana Pulau Onrust. Saksi sejarah atas peperangan ini yaitu masih kokohnya benteng Martelo di pulau Cipir dan bangunan menara di pulau Bidadari.. dan di bagian pojo pulau ini masih dijumpai pekuburan Belanda dimana jasad Maria dikuburkan. Maria sangat dikenal karena Ia satu-satunya penghuni kuburan ini yang masih bisa dilacak keberadaannya melalui prasasti yang ditinggalkannya. Kono, gadis Belanda yang meninggal muda di Hindia BElanda ini masih menampakan sosoknya di malam hari. Bahkan untuk membuktikan kebenaran cerita ini pernah salah satu stasiun TV swasta menggelar acara UKA-UKA di tempat ini.

2. Jaman Penjajahan Belanda

Seiring berkurangnya pengarush Inggris di Hindia Belanda, pada tahun 1848, Belanda masuk kembali ke Pulau ini dan difungsikan sebagai Pangakalan Angkatan Laut. Namun pada tahun 1883, sarana prasarana yang telah dibangun oleh belanda kembali hancur berat akibat gelombang Tidal letusan gunung Krakatau. Pada tahun 1911 s.d. 1933, Pulau Onrust diubah fungsinya sebagai Karantiana Haji. Masyarakat Indonesia pada saat itu yang akan naika haji ke Mekah dikarantina terlebih dahulu di pulau ini baik ketika pergi maupun sepulangnya. Hal ini merupakan taktik dari Belanda untuk menekan pengaruh ulama-ulama pada masa itu. Belanda tahu bahwa pergoalakan/pemberontakan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia pada saat itu karena dipengaruhi oleh besarnya kharismatik ulama dimata rakyatnya.

3. Masa Awal Kemerdekaan s.d. tahun 1968.

Pada awal masa kemerdekaan, Pulau Onrust dimanfaatkan sebagai rumah sakit Karantina bagi penderita penyakit menular dan penyakit kusta/lepra dibawah penganwasan Departemen Kesehatan hingga awal tahun 1960, dan para penderita penyakit lepra saat ini ditampung di RS Sintahala Tangerang. Selain itu pulau ini juga pernah dimanfaatkan sebagai penampungan gelandangan dan pengemis dan juga latihan militer. Tahun 1968 pulau Onrust dijarah habis-habisan sehingga banguan bersejarah lenyap menyisakan puing-puing saja. Setelah peristiwa tersebut, pulau Onrust menjadi sepi tidak sesuai lagi dengan namanya. Walaupun sekarang Pulau ini sepi, jejak-jejak kesibukasnnya masih bisa ditelusuri. Beberapa bangunan masih tersisa dan masih dimanfaatkan sebagai penginapan. Sisanya adalah bekas-bekas fondasi bangunan yang menyisakan kepiluan yang menyesakan. Untuk melestarikan peninggalan sejarah yang terdapat di Pulau ini maka berdasarkan kekputusan Gubernur KDKI Jakarta No. Cb. 11/2/16/1972 pulau ini dinyatakan sebagai Pulau bersejarah yang dilindungi. Kemudian melalui SK Gubernur DKI Jakarta 134 tahun 2002 taman Arkeologi Pulau Onrust ditetatpkan sebagai UPT di lingkungan Dinas kebudayaan dan Permusiuman DKI Jakarta.

Sumber : http://harysmk3.wordpress.com/


Tidak ada komentar: